Against Modern Football, istilah yang sering terdengar atau terlihat dalam stadion sepak bola maupun dalam bentuk lainnya yang berbau protes...
Against Modern Football, istilah yang sering terdengar atau terlihat dalam stadion sepak bola maupun dalam bentuk lainnya yang berbau protes. Memang bukan menjadi hal yang baru, istilah itu pun terkadang tidak berdiri sendiri, namun sering juga dilengkapi dengan kalimat “Football For You and Me Not For Fucking Industry” Makna di balik kata kedua istilah tersebut bagi para pecinta sepak bola memang menjadi salah satu dari sekian banyak istilah yang melekat dan memiliki makna perlawanan dalam segala bentuk perubahan keabsahan tentang suatu tim ataupun sepak bola itu sendiri.
Modern Football seolah telah menjadi momok bagi para pecinta olahraga yang digandrungi oleh khalayak luas dari berbagai kalangan. Sejak awal kemunculannya, sepak bola modern memang sudah berorientasi pada bisnis yang dijalankan oleh para kaum borjuis yang mencoba bertaruh peruntungan pada dunia olahraga. Dirasa tidak mungkin jika kita selalu mengelu-elukan bahwa sepak bola kembali pada hakikatnya, permainan tanpa batas yang dapat dinikmati oleh semua kalangan.
Selain daripada kaum borjuis yang mencoba peruntungannya, sepak bola juga rupanya sudah dirasuki oleh para kapitalis yang memodifikasi permainan ini sedemikian rupa. Jangan heran jika dalam satu pertandingan kita dapat banyak menyaksikan papan iklan dari perusahaan kenamaan yang memasang iklannya dalam suatu gelaran. Tidak hanya sampai disitu, pakaian dan perlengkapan lainnya pun seolah menjadi sesuatu yang sangat wajib digunakan oleh seseorang yang mencoba untuk memainkan permainan yang menjadi hiburan bagi kaum kelas pekerja ini. Jangan harap kalian akan mendapatkan perhatian yang lebih jika pakaian atau perlengkapan sepak bola lainnya yang kalian pakai tidak berasal dari merek kenamaan!
Dengan dalih pembangunan dan meningkatkan kualitas, sepak bola modern ini justru mengubah identitas, tradisi dan budaya yang dimana sejatinya sepak bola adalah permainan milik kelas pekerja. Karena sepakbola harus bersih dari segala kepentingan perorangan atau kelompok seperti, politik, kekuasaan, pencitraan, dan intrik lainnya. Hal ini sudah jelas menjadi slogan yang sering mereka pertontonkan dan kita lihat yaitu “My Game Is Fair Play”, yang memiliki makna harus sportif, respect satu sama lain dan tidak kontroversial, namun apakah itu semua sudah terlaksana? Atau itu semua hanya untuk semua pemain yang berada di lapangan saja?